Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Picu Hujan Batu di Purwakarta, Ridwan Kamil Sebut Perusahaan Tambang Ceroboh

Kompas.com - 10/10/2019, 08:44 WIB
Dendi Ramdhani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai ada kesalahan prosedur yang dilakukan perusahaan tambang hingga menyebabkan hujan batu dan merusak rumah warga di Purwakarta, Jabar, Rabu (9/10/2019).

Diketahui hujan batu disebabkan peledakan batu (blasting) oleh PT MSS, Selasa (8/10/2019) sekitar pukul 13.00 WIB.

Menurut dia, kejadian ini merupakan kelalaian perusahaan.

"Mungkin ada izinnya, kalaupun tidak, prosedur keamanan pasti tidak diperhatikan. Ini kecerobohan pidana," ujar Emil, sapaan akrabnya saat ditemui di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Bandung, Rabu (9/10/2019) malam.

Baca juga: 7 Rumah dan Sekolah di Purwakarta Rusak Dihujani Batu Besar, Ini Penyebabnya

 

Dengan kejadian itu, Emil akan mengevaluasi perusahaan tambang di Purwakarta dan daerah lainnya di Jabar untuk memastikan insiden serupa tak terulang.

Emil juga telah sudah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat untuk menyikapi insiden itu.

"Saya sudah koordinasi dengan Kapolda, segera menindak tegas," ucap mantan wali kota Bandung itu.

Sebelumnya diberitakan, batu berukuran besar menghujani Kampung Cihandeuleum, RT 009 RW 005, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten  Purwakarta, Selasa (8/10/2109).

Sebanyak tujuh rumah warga dan satu sekolah rusak.

Warga yang terdampak 68 KK dan 215 jiwa.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono mengatakan, berdasarkan informasi dari warga, jatuhnya batu-batu raksasa itu diduga karena aktivitas blasting atau peledakan batu yang dilakukan oleh PT MSS pada Selasa (8/10/2019) sekitar pukul 13.00 WIB.

"Hasil dari pengecekan di lapangan dan informasi dari saksi, batu tersebut jatuh dari ketinggian sekitar 500 meter ke rumah warga yang ada di bawah gunung," kata Wahyu.

Baca juga: Diselidiki, Kasus Jatuhnya Batu-batu Raksasa ke Permukiman di Purwakarta

Wahyu mengatakan, berdasarkan informasi dari Direktur Teknik PT MSS, area tambang perusahaan di wilayah itu seluas 41,9 hektar dan 80 persen pekerjanya adalah warga sekitar.

Pada rapat itu, pihak PT MSS menyebut pekerjaan blasting (flying rock) yang dilakukan bukan di area yang batunya menimpa sebagian permukiman warga.

"Tetapi batu yang berada di sekitar batu yang di-blasting dan menggelinding akibat getaran," ujar Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com