Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandiaga Setia hingga Tengah Malam di MK

Kompas.com - 25/05/2019, 03:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah emak-emak pendukung calon presiden-wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno setia mengawal penyerahan gugatan sengketa Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat sejak siang hingga malam pada Jumat (24/5/2019).

Mereka mengaku tak kecewa kendati bukan Prabowo-Sandi yang menyerahkan langsung gugatan tersebut ke MK, melainkan Hashim Djojohadikusumo kakak Prabowo, dan Bambang Widjojanto, ketua tim kuasa hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

"Enggak kecewa. Enggak sama sekali, saya sudah yakin kalau 'bos' masa datang sendiri? Pasti anak buahnya, lah!" kata Iffa (45), ketika ditemui Kompas.com di sekitar Gedung MK.

Baca juga: Keluar Gedung MK, Hashim dan Bambang Widjojanto Disambut Emak-emak

Adapun tim hukum Prabowo-Sandi secara resmi telah mendaftarkan sengketa hasil Pilpres 2019 ke MK pukul 22.44 atau 1,5 sebelum pendaftaran ditutup pukul 24.00.

Kemudian, Hashim dan Bambang baru keluar Gedung MK pukul 23.30. Hingga tengah malam itu pula para emak-emak bersama massa lainnya setia menunggu di depan Gedung MK. Mereka baru membubarkan diri setelah itu.

"Kami emak-emak relawan siap mengawal Pak Prabowo hingga nanti dilantik, apa pun keputusannya, kapan pun itu. Selama itu, saya akan tetap di Jakarta, uang bukan masalah buat mengawal keadilan," imbuh Iffa yang mengaku terbang dari Makassar, Sulawesi Selatan beberapa hari lalu.

"Sekali terbang itu Rp 2,4 juta. Tapi itu enggak sebanding sama pengorbanan Pak Prabowo buat rakyat, buat kebenaran dan keadilan!" seru dia lagi.

Senada dengan Iffa, Indun juga menyimpan semangat yang sama. Dia mengaku telah bersiap sejak pagi hari dan menyempatkan datang ke depan Bawaslu RI buat menjalankan shalat gaib pada sore hari bersama relawan lain.

Baca juga: Susah Akses ke MK, Tim Hukum BPN Keluhkan Jalanan yang Diblokade

"Tadi saya pagi sudah siap. Siang kita ke Bawaslu, sore shalat gaib. Habis itu ke Kertanegara, baru ke sini," kata Indun ketika ditemui di belakang gedung MK.

Air muka Indun tampak lelah menanti Hashim dan BW keluar dari MK. Ia juga telah melepas sepatunya, "supaya darah ngalir", katanya. Ia menampik jika dirinya letih.

"Tidak ada kata lelah buat mengawal Pak Prabowo. Saya sudah izin sama suami yang lagi kerja, suami ikhlas saya sampai malam buat mengawal Pak Prabowo," imbuh Indun yang mengaku tinggal di bilangan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Saat Hashim dan BW keluar dari MK sekira pukul 23.30 WIB, keduanya kompak menyerukan takbir dan bernyanyi yel-yel yang mendukung calon presiden nomor urut 02 itu. Mereka juga sibuk membidik gambar Hashim yang segera menaiki mobil yang menjemputnya.

Untuk diketahui, Prabowo-Sandi melayangkan gugatan sengketa hasil Pemilu ke Mahkamah Konstitusi karena merasa ada kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Penyerahan gugatan sengketa akhirnya diwakilkan oleh Hashim Djojohadikusumo dan Bambang Widjojanto pada detik-detik terakhir, yakni Jumat (24/5/2019) sekira pukul 22.35 WIB.

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengatakan, upaya tersebut ditempuh sebagai bentuk tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan pemilu.

"Sangat sulit untuk mengatakan bahwa pemilu kita sudah berjalan dengan baik, jujur dan adil," kata Sandiaga dalam jumpa pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com