Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Rute Penerbangan di Bandara El Tari NTT "Delay" Akibat Angin Kencang

Kompas.com - 25/05/2019, 00:04 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat, delapan rute penerbangan mengalami keterlambatan akibat angin kencang melanda wilayah itu.

Petugas AMC Bandara El Tari Kupang, Erwin Killok, menyebutkan, rute penerbangan yang mrngalami keterlambatan yakni Atambua-Kupang, Maumere-Kupang, dua penerbangan rute Kupang-Rote, Waingapu-Kupang, Larantuka-Kupang, serta Jakarta-Kupang.

"Penundaan penerbangan akibat angin kencang berkecepatan 40 kilometer per jam," kata Erwin kepada sejumlah wartawan, Jumat (24/5/2019).

Baca juga: Waspada, Angin Kencang Selama 3 Hari Sebabkan Gelombang Tinggi di Perairan NTT

Erwin menyebut, delapan penerbangan mengalami keterlambatan hingga pukul 18.00 Wita.

Angin kencang juga, lanjutnya, mengakibatkan pesawat Nam Air IN 640 rute Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya, tujuan Bandara El Tari Kupang tertahan di Tambolaka.

"Sesuai jadwal pesawat Nam Air itu mendarat di Bandara El Tari pukul 16.25 Wita, saat ini postpone (ditunda) di Tambolaka," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, angin kencang melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tiga hari.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, perbedaan tekanan udara yang cukup siginifikan antara Australia dengan Samudera Hindia di Barat Sumatera menjadi pemicu terjadinya angin kencang.

"Angin kencang ini berlangsung selama tiga hari, yakni kemarin, hari ini, hingga besok," ungkap Forecaster dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Helny Mega Milla, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (22/5/2019).

Baca juga: Kepri Berpotensi Hujan Disertai Angin Kencang dan Petir Selama 3 Hari ke Depan

Menurut Helny, berdasarkan pola streamline yang ada, angin kencang saat ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang cukup siginifikan antara Australia (mencapai 1029 mb), dengan Samudera Hindia Barat Sumatera (1006 mb).

Angin kencang itu juga, kata Helny, akibat adanya pola siklonik di wilayah tersebut.

Saat ini angin kencang berpotensi terjadi di seluruh wilayah NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com