Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penganiayaan Tim Medis, Polri dan Dompet Dhuafa Bahas Langkah Mitigasi

Kompas.com - 24/05/2019, 23:49 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dompet Dhuafa bertemu dengan Polri terkait dugaan tindak kekerasan yang dilakukan aparat kepada tim medis saat kerusuhan di sejumlah titik di Jakarta pada Selasa (21/5/2019) dan Rabu (22/5/2019).

Pertemuan diwakili Dirut Dompet Dhuafa Imam Rulyawan dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).

Imam menuturkan bahwa pertemuan tersebut membahas perihal langkah pencegahan agar hal tersebut tak terulang kembali.

Baca juga: Ganjar Bersama Forkompimda se-Jateng Minta Kerusuhan 22 Mei Diusut Tuntas

Menurutnya, peristiwa saat itu dapat disebabkan karena kedua belah pihak merasa lelah setelah bertugas.

"Latar belakang pertama tentu polisi dalam keadaan lelah dan Dompet Dhuafa dalam keadaan lelah, tim medis kami bisa memahami itu sehingga kami menyayangkan kejadian itu yang paling penting ke depan tidak terulang," ungkap Imam.

Senada dengan Imam, Dedi juga menekankan pada pentingnya mitigasi jika kericuhan seperti pada 22 Mei terulang di masa depan.

Salah satu langkah yang dilakukan untuk memitigasi adalah adanya kesepakatan untuk menggunakan identitas tertentu sebagai pembeda.

"Guna memitigasi kejadian serupa, kami harapkan lembaga kemanusiaan juga harus menggunakan identitas serta komunikasi," ungkap Dedi.

Baca juga: Mobil Dompet Dhuafa Rusak dan Relawan Medis Terluka Saat Kerusuhan 22 Mei

Dedi mengatakan, Polri akan menerbitkan surat telegram agar informasi mengenai pembeda tersebut diketahui seluruh personel yang bertugas.

Sebelumnya, kendaraan operasional milik Dompet Dhuafa, yaitu mobil Toyota Hilux jenis double cabin yang membawa logistik dan satu mobil Isuzu Pantelher rusak saat kerusuhan Rabu (22/5/2019).

Kendaraan tersebut diduga dirusak oknum polisi. Selain itu tiga anggota medis Dompet Dhuafa juga mengalami luka, diduga karena dianiaya oknum polisi.

Kompas TV Pengungkapan dalang kericuhan 22 Mei terus dilakukan Polri. Namun di luar itu perlu juga menciptakan kesejukan terutama dari elit politik agar proses pasca-pemilu bisa berjalan damai. Kita bahas bersama Kapuskamnas UBJ Hermawan Sulistyo dan juga pengamat Politik CSIS, J Kristiadi. #Aksi22Mei #DalangKerusuhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com