Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terngiang Jeritan Korban, Penyintas Aksi Teror di Masjid Selandia Baru Mengaku Sulit Tidur

Kompas.com - 19/03/2019, 18:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Penyintas aksi teror di masjid Christchurch, Selandia Baru, menyebut si teroris sebelumnya sudah melakukan pengintaian.

Brenton Tarrant menyerang Masjid Al Noor dan Linwood ketika jemaah sedang menunaikan Shalat Jumat (15/3/2019), dengan korban tewas mencapai 50 orang.

Kepada NZ Herald diwartakan Selasa (19/3/2019), Nasim Khan mengaku melihat seorang pria yang mirip teroris itu sudah berada di Al Noor sepekan sebelumnya.

Baca juga: Korban Aksi Teror Masjid Selandia Baru Ini Ingin Peluk Teroris Pembunuh Istrinya

Khan mengatakan pria itu berada di kawasan Dean Avenue yang merupakan lokasi Masjid Al Noor, dan berpakaian layaknya pekerja konstruksi.

"Dia sempat melihat saya. Namun kami mengabaikannya," ucap Khan. Pernyataan sama juga disuarakan oleh adiknya, Nasreen Khanam.

Khanam menjelaskan pria yang mirip dengan si teroris berada di kawasan Linwood Avenue satu pekan sebelumnya, dan menatap ke arahnya.

Dia menceritakan meski mendapat mendapat pandangan dari si teroris, dia memaksakan diri keluar dari mobil dan menjemput putrinya yang bekerja di salah satu restoran cepat saji.

Khanam mengisahkan dirinya sempat merasa tidak nyaman dengan tatapan si teroris. Namun dia segera teringat putrinya dan memutuskan menjemputnya.

Khan yang pindah dari Bangladesh ke Selandia Baru pada 1995 silam berkata dia beruntung karena saat insiden penembakan, dia duduk dekat pintu keluar.

Dia menuturkan segera keluar dari Masjid Al Noor karena berpikir terjadi arus pendek. Bukan karena seseorang yang menembakkan senjata.

Ketika akhirnya menyadari situasi mengerikan yang dialaminya, Khan berseloroh dia segera bersembunyi di area parkir mobil.

Tatkala situasi tenang dan dia kembali ke masjid, dia menyaksikan di mana para korban menjerit, dan segera sigap dengan memberi mereka air.

Pada saat itulah, Khan memaparkan dia bertemu temannya, Farid Ahmed, yang duduk di kursi roda. Adapun istri Ahmed menjadi salah satu korban tewas.

"Mukanya tampak pucat. Saya berkata 'tak masalah, saya akan meninggalkan engkau'," ujar Khan yang menunggu hingga polisi tiba di lokasi.

Sejak tragedi tersebut, Khan mengaku kini dia kesulitan untuk tidur karena selalu terngiang jeritan dari korban penembakan.

Meski begitu, dia menegaskan bakal kembali ke Al Noor. "Tidak masalah. Karena bagaimanapun, kita pasti meninggal suatu saat nanti," tukasnya.

Baca juga: Remaja Pelempar Telur Sumbang Donasi bagi Korban Penembakan di Selandia Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com