Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tuhan dalam Kupasan Bawang

Kompas.com - 15/01/2012, 02:38 WIB

Seperti juga dalam Madre, cerita tentang bagaimana menghidupkan kembali toko roti yang sudah tua dan melibatkan seorang pria bernama Tansen, yang ingin selalu hidup bebas. Awalnya ia tidak ingin menjadi pengusaha roti, tetapi hidupnya yang seolah tanpa pijakan itu disindir oleh Mei, perempuan keturunan Tionghoa yang ingin membeli madre, biang roti yang diwarisi oleh kakek Tansen, ”Kalau bebas sudah jadi keharusan, sebetulnya sudah bukan bebas lagi, ya?” (hlm 49). Kalimat macam itu jika diresapi sungguh mempunyai makna yang begitu memojokkan bagi mereka yang mengharuskan diri untuk selalu bebas.

Hidup, di mata Dee, tak ubahnya sebuah siklus, yang mirip dengan rumusan pertanyaan dan jawaban. Jawaban yang berupa kesementaraan itu dapat lahir dari tanya dan dapat pula menghadirkan tanya baru lagi. Seperti itu pulalah hidup. ”Semacam siklus reinkarnasi. Ia menjelaskan bagaimana hidup dan mati hadir bahu-membahu seperti halnya gelap dan terang. Hidup dan mati berkedip bergantian agar sekeping jiwa dapat merasa dirinya terbelah dua demi mengalami sensasi bersatu kembali” (hlm 87-88).

Lebih dari itu, Dee mencoba membagi perasaan-perasaan menggelitik tentang cinta dan Tuhan yang coba dituangkan dalam Semangkok Acar untuk Cinta dan Tuhan. Dikisahkan tokoh Aku, yang geram dengan pertanyaan wartawan kepadanya tentang apa itu Tuhan, apa itu cinta, lalu mengajak sang penanya untuk sama-sama mengupas bawang dengan kuku hingga serpih terakhir. ”Itulah cinta. Inilah Tuhan. Tangan kita bau menyengat, mata kita perih seperti disengat, dan tetap kita tidak menggenggam apa-apa. Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban” (hlm 103).

Akan tetapi, Dee dengan bijaknya tidak mewartakan jawaban-jawaban dari ramuan kisah yang ia bibitkan dari pertanyaan-pertanyaan. Ia hanya menyuguhkan kilasan-kilasan dari tangkapan lamunannya. Jabaran singkat dari olahan pikirannya. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pembaca, yang justru bisa saja memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru. Sebab, perumusan jawaban hanya akan membawa pada persemayaman kesementaraan. ”Jawaban hanyalah persinggahan dinamis yang bisa berubah seiring dengan berkembangnya pemahaman kita. Namun, pertanyaanlah yang membuat kita terus maju” (hlm xiii-xiv).

Tiga belas kisah menarik dalam Madre menunjukkan kepiawaian Dee sebagai penulis perempuan berbakat yang dimiliki Indonesia. Dee, yang telah memperoleh berbagai penghargaan sastra, rupanya memiliki keinginan yang begitu mulia tetapi sederhana. Baginya, hadiah terbesar sebagai penulis adalah ketika karyanya dapat menyentuh, bahkan mengubah hidup pembacanya. Memang bukan perkara gampang, tetapi melihat karya-karya Dee, tampaknya hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil.

Aprillia Ramadhina Mahasiswa Jurusan Filsafat Universitas Indonesia 

***

• Judul: Indonesia Mengajar: Kisah Para Pengajar Muda di Pelosok Negeri • Penulis: Pengajar Muda • Penerbit: Bentang Budaya • Cetakan: I, 2011 • Tebal: xviii + 322 halaman • ISBN: 978-602-881-57-6

Rizki, 9 tahun, kelas III SD, sudah 4 bulan berhenti sekolah. Ia tak bisa didekati dan tak tersentuh, tetapi ia selalu mengintai dari persembunyiannya. Erwin dibuat takjub ketika suatu hari Rizki melemparkan gulungan kertas. Isinya adalah jawaban soal Matematika yang ia ajarkan untuk murid kelas IV dan VI. Isinya hampir 80 persen benar. Tak ada yang lebih membahagiakan Erwin ketika Rizki memeluknya dan menyatakan ingin sekolah. Akhirnya Rizki sekolah, tetapi tetap tak bisa didekati, selalu menjauh. Hanya lemparan gulungan kertas kerap diterima Erwin ketika Rizki ingin bertanya.

Cerita Erwin tentang Rizki adalah salah satu dari 51 kisah Pengajar Muda. Mereka adalah anak muda kota besar yang rela meninggalkan zona nyaman dan masa depan cerah untuk menjadi guru SD di berbagai pelosok negeri. Para pemuda ini terpilih dari 1.338 calon dan bergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar yang digagas oleh Dr Anies Baswedan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com