Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Belanda, Apa Itu?

Kompas.com - 12/09/2009, 15:07 WIB

PADA sebuah kesempatan, saya beberapa kali menemukan istilah "air Belanda" atau "ajer Belanda" atau bahkan "air Tillema". Seperti dalam buku "Penghibur(an) Masa Lalu dan Budaya Hidup Masa Kini Indonesia" yang menceritakan gaya hidup golongan priyayi baru di abad 20 - anggota Jong Java, Boedi Oetomo, atau Comite voor het Javaans Nationalisme - yang mengikuti kebiasaan Barat. Pergi ke pesta, main kartu cara Eropa, juga minum air Belanda  dan wiski soda.

Lantas apa sebenarnya "air Belanda" tadi? Dalam beberapa literatur, air yang punya beberapa "nama kecil" seperti sudah disebutkan di atas, tak lain adalah air mineral. Air mineral di Hindia Belanda hadir atas prakarsa seorang apoteker bernama Hendrik Freerk Tillema yang pada 1896 bekerja di Samarangsche-Apotheek milik R Klaasesz and Co. Ewald Vanvugt, dalam sebuah artikel berjudul De Donkere Kant van Tempo Doeloe (Sisi Tergelap Tempo Doeloe), menulis, HF Tillema mampu membeli perusahaan Klaasesz and Co pada 1899.

Bosan dengan urusan apotek, Tillema yang sangat peduli pada kebersihan pun melebarkan sayap pada bisnis air kemasan botol. Kebetulan, perusahaan yang ia beli punya anak usaha dalam bidang air minum, lantas Tillema pun mengembangkan usaha itu dengan memproduksi minuman soda. Di tahun 1901, ia mendirikan pabrik berbahan beton dan dari sana, tiap tahun, suami Anna Sophia Weehuizen ini memproduksi lebih dari 500.000 botol limun soda dan air mineral bermerek Hygeia dengan kucing hitam yang ekornya melambai. Tahun 1910, produksinya meningkat menjadi 10.000 botol/hari. Di Semarang, limun itu terkenal dengan nama Limoen Klaasesz Tjap Koetjing.

Dalam buku Outward Appearances: Trends, Identitas, Kepentingan, disebutkan, Tillema adalah orang pertama dalam sejarah Hindia yang menggunakan balon gas untuk mengiklankan produk-produknya. Selain dikenal di seluruh koloni karena "air Tillema", ia juga jadi distributor brandy di Semarang. Sayangnya, bagi orang pribumi, air Tillema itu terlalu mahal. Tillema juga mengikuti cara Perancis beriklan dan pabrik limun soda Tjap Koetjing-nya mengikuti teknologi Amerika.

Tillema tak hanya besar di dunia air mineral dan limun, ia juga berperan dalam membenahi sistem sanitasi di negeri ini. Itu terjadi tatkala ia terkena virus kolera pada 1910 - bersamaan dengan makin meningkatnya produksi air mineral dan limun Hygeia. Sebuah buku, Riooliana terbit pada 1911. Isinya ajakan agar warga dan pemerintah memperhatikan kesehatan melalui pembuangan sampah, sanitasi, WC dengan sistem yang baik.  Intinya, ia menjadi propagandis air yang terbersih, demikian tulis Rudolf Mrazek dalam Outward Appearances.

Sepanjang 1915-1923 terbit pula enam jilid sketsanya berjudul Kromoblanda, yang oleh Budi Susanto dalam Masihkah Indonesia dimaknakan sebagai cara-cara berbudi bahasa bagi kalangan kromo (pribumi) dan blanda (Belanda) untuk hidup secara teratur dan sehat bersama-sama di Mooi Indonesie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com