Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Kompor Minyak Tanah Gulung Tikar di Semarang

Kompas.com - 19/07/2008, 09:56 WIB

SEMARANG, SABTU - Belasan perajin kompor minyak tanah di Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, Semarang, Jawa Tengah, gulung tikar karena sepi pembeli. "Kenaikan harga minyak tanah menyebabkan pembeli kompor makin menurun. Sebagai gantinya, masyarakat memilih menggunakan kompor gas," kata salah satu perajin kompor minyak tanah di Desa Bugangan di Jalan Barito, Kusmadi, Sabtu (19/7).

"Awalnya ada 15 perajin kompor di sini, tetapi yang masih bertahan tinggal saya," katanya. Namun, nasibnya juga semakin kurang jelas setelah harga bahan baku kompor dari drum bekas semakin mahal dan sulit diperoleh. "Semula hanya Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram kini menjadi Rp 7.000 per kg," katanya.
     
Sementara itu, drum bekas yang memiliki kualitas lebih baik harganya mencapai Rp 9.500 per kg. Kenaikan harga juga terjadi pada mur dan baut penguat konstruksi kompor, dari Rp 3.000 per gros menjadi Rp 12.000 per gros. Kenaikan harga premium juga turut memperburuk nasibnya karena bahan bakar itu dipakai untuk campuran cat. "Dengan campuran bahan itu penggunaan cat bisa dihemat hingga 25 persen lebih," katanya.
     
Untuk menyiasati kenaikan harga sejumlah bahan baku dan bahan pendukung itu, ia mengatakan terpaksa mengistirahatkan tujuh dari 10 pegawainya. Padahal, dengan 10 pekerja ia mampu memproduksi 20 kompor per hari, kini untuk memproduksi 30 kompor perlu waktu satu minggu.
     
Anwar, mantan perajin kompor, mengatakan, sulit mempertahankan usaha yang dirintisnya sejak belasan tahun itu karena jumlah pembeli terus berkurang dan harga bahan baku juga semakin mahal. Sebagai gantinya, dia mulai merintis usaha penjualan peralatan memasak, seperti loyang, panci, penggorengan, dan tempat sampah di Jalan Barito.
     
Di sepanjang Jalan Barito tidak banyak ditemui penjual kompor, padahal sebelumnya di sepanjang jalan ini mudah ditemui penjual dan perajin kompor minyak. "Berjualan kompor minyak tanah tidak lagi menjanjikan," kata Kemi, penjual peralatan memasak di Jalan Barito. Meski tidak banyak pesaing, kata dia, peminat kompor tetap sepi. Lima kompornya yang dijual sejak sebulan lalu baru habis kemarin (18/7).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com