Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyuling Minyak Atsiri Nilam Kesulitan Bahan Baku

Kompas.com - 13/05/2008, 19:16 WIB

BOYOLALI, SENIN - Penyuling minyak atsiri nilam di Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali semakin kesulitan mendapatkan bahan baku nilam, padahal permintaan cukup tinggi. Harga jual yang sempat berfluktuasi membuat para petani berhenti menanam nilam dan beralih ke jagung.

Ketua II Kelompok Usaha Bersama Inti Wangi Nusantara di Jelok, Suyadi, Selasa (13/5), mengatakan, dari total 20 petani nilam yang tergabung dalam kelompok usaha bersama, saat ini hanya tinggal tiga orang yang masih aktif menanam nilam. Sisanya sejak setahun terakhir memilih mengalihkan tanaman karena harga jual nilam sempat anjlok. Luas areal tanaman nilam di Jelok saat ini hanya sekitar setengah hektar.

Penurunan pasokan bahan baku membuat produksi minyak atsiri nilam turun tajam dari semula se kitar 50 kilogram (kg) per bulan menjadi hanya 2-3 kg per bulan. Setiap 100 kg nilam kering bisa menghasilkan 2-3 kg minyak atsiri. Padahal, harga jual minyak atsiri nilam sedang bagus, sekitar Rp 700.000 per kg. Permintaan dari pembeli juga tidak terbata s karena bahan baku minyak wangi ini akan diekspor.

Menurut dia, untuk membeli dari luar Boyolali, harga tergolong tinggi, sehingga tidak akan memberi hasil memadai. Dia berharap agar masyarakat sekitar bisa kembali menanam nilam, agar usaha penyulingan ini tetap bertahan.

Waginem (35), warga Jelok, mengaku tiga bulan terakhir mulai menanam nilam di lahan miliknya seluas 2.000 meter karena melihat harga jual yang menjanjikan. Saat ini setiap kilogram nilam basah dijual Rp 1.000, sedangkan nilam kering Rp 4.000. Dia berharap harga masih akan terus stabil hingga panen dua bulan mendatang.

Menurut Kepala Desa Jelok Widodo Waluyo, minyak atsiri nilam termasuk salah satu komoditas andalan Desa Jelok, selain penyulingan minyak atsiri kenanga. Fluktuasi harga m emang sempat menjadi persoalan, tetapi dia berharap warganya kembali menekuni atsiri nilam saat harga jual membaik.

Suyadi menegaskan, kelompoknya juga menyediakan bibit nilam bila penduduk sekitar berminat menanam. Harga jual nilam basah dipatok minimal Rp 500 per kg, bahkan bila di pasaran lebih rendah. Bila harga pasar tinggi akan mengikuti harga yang berlaku.

Kami meminta pemerintah ikut memfasilitasi. Menanam nilam tidak terlalu sulit. Sekali tanam lima bulan tumbuh dan setiap tiga bulan bisa panen sampai tiga tahun. "Setiap hektar dalam setahun bisa menghasilkan 8,5 ton nilam, " katanya.

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com