Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Konversi, Perajin Kompor Bangkrut

Kompas.com - 07/04/2008, 14:00 WIB

PURWOKERTO, SENIN - Sejumlah perajin kompor minyak tanah di Purwokerto, Jawa Tengah, bangkut dan berencana menjual peralatan pembuat kompor mereka.  "Saya terpaksa akan menjual peralatan pembuat kompor senilai Rp 125 juta tersebut," kata Suherman (65), perajin kompor di Purwokerto, Jateng, Senin.
     
Menurut dia, industri kompor yang dirintis mertuanya -- Abidin -- sejak tahun 1951 itu, terpaksa "gulung tikar"  karena tidak ada pembeli kompor minyak tanah sejak Februari 2007.
     
Dia mengatakan sejak adanya konversi minyak tanah ke gas, penjualan kompor minyak tanah mengalami penurunan drastis. Padahal,  dalam sebulan, ia  bisa membuat 1.200 kompor minyak tanah.
     
"Dulu toko-toko selalu membeli sedikitnya 150 kompor minyak tanah, tetapi sejak ada konversi dan kelangkaan minyak tanah, mereka hanya membeli sekitar 10 unit kompor," kata Suherman yang biasa menjual kompor ke kota-kota di sekitar Purwokerto.
     
Saat ini dia hanya menjual sisa stok yang ada se600 kompor dengan harga berkisar antara Rp65 ribu hingga Rp75 ribu per unit. Dia pun mengaku terpaksa memberhentikan 14 karyawannya sejak berhenti produksi.
     
Hal yang sama juga dilakukan Darusman, perajin kompor di Kecamatan Sumbang, Banyumas. Dia telah berhenti produksi sejak sebulan lalu karena sepinya pesanan.
     
"Padahal, biasanya saya mampu produksi 500 kompor per minggu tetapi karena sepi, terpaksa saya tutup usaha ini," katanya. Dia berencana akan menjual peralatan pembuat kompornya, jika ada yang berminat. (ANT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com